Welcome to my blog ^^ welcome to my blog ^^

Jumat, 04 Oktober 2013

Terobsesi oleh Gay



            Sudah hampir 2 tahun ini gue terobsesi oleh yang namanya percintaan laki-laki dengan laki-laki. Jika mama gue tahu anak ceweknya memiliki hobi seperti ini, matilah gue. Meskipun gue enggak terlalu fanatik, tetapi jika penyakit gue mulai kambuh, gue bisa menghabiskan waktu berhari-hari untuk melampiaskan keinginan gue itu. Dari nonton film romantis gay, yang dulu suka gue tonton adalah Queer as Folk, tetapi filmnya terlalu vulgar dan banyak mengusung pornografi, habis membaca ini diharapkan para pembaca jangan jadi penasaran kemudian nonton tuh film yah...
            Gue lebih suka kisah yang mengusung hal-hal romantis, ibarat yang maen adalah Vannes Wu dengan Joong-ki.

*kalau pada penasaran muka Joong-ki kyk apa, ini fotony..
ganteng kan??

            “Kamu tahu kenapa aku milih kamu?” Tanya Vannes Wu sambil mengenggam tangan jemari Joong-ki dengan lembut.
            “Kenapa?” Tanya Joong-ki polos.
            “Karena senyum-mu ibarat mentari pagi yang selalu bersinar.”
            “Ihh.. kamu gombal deh” Cubit Joong-ki gemes, sambil memukul-mukul lengan Vannes Wu manja.
            Kemudian mereka berciuman dengan latar kuburan jeruk purut, diintip pastor kepala buntung, yang bersembunyi di balik pohon pisang.
            Terkadang gue juga suka membaca manga-manga bergenre seperti itu, yang biasa dikenal dengan nama “ Yaoi” Tetapi manga-manga jepang jika menyerempet yaoi kebanyakkan terlalu vulgar dan menurut gue lebih menarik menonton anime Jepang.
            Seandainya saja gue terlahir kembali, gue pingin banget jadi cowok dan jadian sama cowok. Tetapi kalo kejadian seperti itu mama gue bisa stress dan gue bisa diputusin jadi anak. Terkadang gue berfikir jadi cewek pun ada enaknya.
1.     Enggak perlu disunat
2.     Bisa liatin cowok cakep sebanyak-banyaknya
3.   Biasanya cewek suka dilindungin cowoknya, dan cewek bisa nangis dan manja-manjaan sama cowoknya.
4.    Tiap kali nonton sama makan, dibayarin sama cowoknya. Pulang juga dianterin.
5.   Bisa digendong sama cowoknya, coba bayangin cowok digendong sama cewek. Mau kemana harga diri tuh cowok..!!

Yang paling gue enggak tahan adalah cowok bule, bisa dibayangin cowok yang satu badan besar, ganteng, rambut hitam dan pasangannya cowok asia yang muda, badan seksi sama imut-imut. Bisa megap-megap seharian gue nonton film dengan tokoh seperti itu. Maklum kan, wanita fanatik dengan hubungan cowok dengan cowok. Meskipun begitu, kalo dihadapkan hubungan sesama cewek, gue juga megap-megap mual. Itu berarti gue normal kan? Apa setengah normal..
            Ada satu film thailand yang dibeli kakak gue dan filmnya tentang cewek sama cewek. Salah satu pemeran ceweknya tomboy seperti cowok dan satunya feminim. Sebelumnya cewek feminim itu straight, tapi akhirnya ketularan juga. Selama menonton, gue berusaha membuka mata hati gue untuk menikmati film tersebut, awal-awal gue berusaha menganggap cewek tomboy itu sebagai cowok ganteng, imut kaya cewek.
            Ternyata cara tersebut enggak mempan, hingga gue mulai sesak napas, mata kelap-kelip seperti lampu disko dan akhirnya gue mematikan dvd karena tidak tahan. Hingga berikutnya kakak gue membeli lagi seri dvd yang kedua dari film tersebut. Saat gue cerita sama temen gue, dia hanya menggeleng dan bilang “ Adik, kakak sama aja yah hobinya.”
            Ohh iya, satu lagi yang paling gue enggak tahan adalah cowok dengan bibir merah, maksudnya merah alami, bukan merah karena sariawan, atau habis ditonjok orang, apalagi habis nyoba lipstik emaknya. Pernah suatu kali gue berbicara sama dosen gue, dan entah kenapa mata gue malah tertarik melihat bibirnya, sesaat pikiran gue mulai berbicara “ bibirnya kering..”
            “Iya juga yah..” Gue malah mengiyakan.
            “Bibirnya enggak enak dilihat” Sahut pikiran yang lain.
            “Terus masalah loe apa?” Bentak pikiran yang lain..
Akhirnya menit-menit pembicaraan dengan dosen tergantikan oleh pikiran tentang bibir tersebut. Entah kenapa tiap kali berbicara dengan cowok selalu yang gue tatap adalah bibirnya, mungkin bibirnya bengkak dibawah, atau diatas, ada juga jerawat di bibir. Gue berharap enggak ada tumor dibibir, biar ketika berbicara gue enggak parno dengan pikiran “ Kapan tuh tumor pecah, jangan di depan gue, jangannnnnnn.....” Kemudian karena gue panik, akhirnya gue menyundul tumor di tuh bibir.
Bagaimanapun bibir adalah makhluk terseksi, gue berharap banget bibir gue bisa seperti Angelina Jolie. Hemm... enggak mungkin banget deh..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Jumat, 04 Oktober 2013

Terobsesi oleh Gay



            Sudah hampir 2 tahun ini gue terobsesi oleh yang namanya percintaan laki-laki dengan laki-laki. Jika mama gue tahu anak ceweknya memiliki hobi seperti ini, matilah gue. Meskipun gue enggak terlalu fanatik, tetapi jika penyakit gue mulai kambuh, gue bisa menghabiskan waktu berhari-hari untuk melampiaskan keinginan gue itu. Dari nonton film romantis gay, yang dulu suka gue tonton adalah Queer as Folk, tetapi filmnya terlalu vulgar dan banyak mengusung pornografi, habis membaca ini diharapkan para pembaca jangan jadi penasaran kemudian nonton tuh film yah...
            Gue lebih suka kisah yang mengusung hal-hal romantis, ibarat yang maen adalah Vannes Wu dengan Joong-ki.

*kalau pada penasaran muka Joong-ki kyk apa, ini fotony..
ganteng kan??

            “Kamu tahu kenapa aku milih kamu?” Tanya Vannes Wu sambil mengenggam tangan jemari Joong-ki dengan lembut.
            “Kenapa?” Tanya Joong-ki polos.
            “Karena senyum-mu ibarat mentari pagi yang selalu bersinar.”
            “Ihh.. kamu gombal deh” Cubit Joong-ki gemes, sambil memukul-mukul lengan Vannes Wu manja.
            Kemudian mereka berciuman dengan latar kuburan jeruk purut, diintip pastor kepala buntung, yang bersembunyi di balik pohon pisang.
            Terkadang gue juga suka membaca manga-manga bergenre seperti itu, yang biasa dikenal dengan nama “ Yaoi” Tetapi manga-manga jepang jika menyerempet yaoi kebanyakkan terlalu vulgar dan menurut gue lebih menarik menonton anime Jepang.
            Seandainya saja gue terlahir kembali, gue pingin banget jadi cowok dan jadian sama cowok. Tetapi kalo kejadian seperti itu mama gue bisa stress dan gue bisa diputusin jadi anak. Terkadang gue berfikir jadi cewek pun ada enaknya.
1.     Enggak perlu disunat
2.     Bisa liatin cowok cakep sebanyak-banyaknya
3.   Biasanya cewek suka dilindungin cowoknya, dan cewek bisa nangis dan manja-manjaan sama cowoknya.
4.    Tiap kali nonton sama makan, dibayarin sama cowoknya. Pulang juga dianterin.
5.   Bisa digendong sama cowoknya, coba bayangin cowok digendong sama cewek. Mau kemana harga diri tuh cowok..!!

Yang paling gue enggak tahan adalah cowok bule, bisa dibayangin cowok yang satu badan besar, ganteng, rambut hitam dan pasangannya cowok asia yang muda, badan seksi sama imut-imut. Bisa megap-megap seharian gue nonton film dengan tokoh seperti itu. Maklum kan, wanita fanatik dengan hubungan cowok dengan cowok. Meskipun begitu, kalo dihadapkan hubungan sesama cewek, gue juga megap-megap mual. Itu berarti gue normal kan? Apa setengah normal..
            Ada satu film thailand yang dibeli kakak gue dan filmnya tentang cewek sama cewek. Salah satu pemeran ceweknya tomboy seperti cowok dan satunya feminim. Sebelumnya cewek feminim itu straight, tapi akhirnya ketularan juga. Selama menonton, gue berusaha membuka mata hati gue untuk menikmati film tersebut, awal-awal gue berusaha menganggap cewek tomboy itu sebagai cowok ganteng, imut kaya cewek.
            Ternyata cara tersebut enggak mempan, hingga gue mulai sesak napas, mata kelap-kelip seperti lampu disko dan akhirnya gue mematikan dvd karena tidak tahan. Hingga berikutnya kakak gue membeli lagi seri dvd yang kedua dari film tersebut. Saat gue cerita sama temen gue, dia hanya menggeleng dan bilang “ Adik, kakak sama aja yah hobinya.”
            Ohh iya, satu lagi yang paling gue enggak tahan adalah cowok dengan bibir merah, maksudnya merah alami, bukan merah karena sariawan, atau habis ditonjok orang, apalagi habis nyoba lipstik emaknya. Pernah suatu kali gue berbicara sama dosen gue, dan entah kenapa mata gue malah tertarik melihat bibirnya, sesaat pikiran gue mulai berbicara “ bibirnya kering..”
            “Iya juga yah..” Gue malah mengiyakan.
            “Bibirnya enggak enak dilihat” Sahut pikiran yang lain.
            “Terus masalah loe apa?” Bentak pikiran yang lain..
Akhirnya menit-menit pembicaraan dengan dosen tergantikan oleh pikiran tentang bibir tersebut. Entah kenapa tiap kali berbicara dengan cowok selalu yang gue tatap adalah bibirnya, mungkin bibirnya bengkak dibawah, atau diatas, ada juga jerawat di bibir. Gue berharap enggak ada tumor dibibir, biar ketika berbicara gue enggak parno dengan pikiran “ Kapan tuh tumor pecah, jangan di depan gue, jangannnnnnn.....” Kemudian karena gue panik, akhirnya gue menyundul tumor di tuh bibir.
Bagaimanapun bibir adalah makhluk terseksi, gue berharap banget bibir gue bisa seperti Angelina Jolie. Hemm... enggak mungkin banget deh..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Toelcake souvenir Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipietoon Blogger Template Image by Online Journal